Kamis, 15 Agustus 2019

Akibat Perburuan Liar, Gajah Mulai Berevolusi Kehilangan Gading

Foto oleh John Matychuk di Unsplash

Perburuan liar masih menjadi isu yang wajib menjadi perhatian semua pihak. Berbagai langkah hukum memang telah mengurangi angka perburuan liar, tapi tidak menekan dampak yang telah terjadi. National Geographic mengabarkan bahwa gajah Afrika yang hidup di wilayah yang pernah mengalami krisis perburuan liar, kini berevolusi kehilangan gadingnya.

Pecahnya perang saudara di Republik Mozambik pada 1977 membuat sebagian besar populasi gajah Afrika di Taman Nasional Gorongosa mati akibat perburuan liar. Gading mereka diambil dan diperjualbelikan untuk membiayai perang. Kini, sejumlah gajah betina, baik yang selamat maupun yang lahir setelah perang berakhir, tidak pernah menumbuhkan gading. Ini menjadi fenomena yang perlu dijadikan pelajaran.

Krisis perburuan liar di Republik Mozambik

Krisis perburuan liar di Republik Mozambik terjadi pada masa perang saudara yang berkecamuk 15 tahun lamanya. Antara tahun 1977-1992, sekitar 90% populasi gajah di Taman Nasional Gorongosa harus mati akibat perburuan liar. Gading mereka diperjualbelikan untuk membiayai perang, sementara daging mereka dijadikan santapan para pejuang perang.

'Pencurian' gading ini tidak menyasar pada gajah Afrika jantan saja. Memang, gading mereka lebih sering diburu karena lebih berat. Namun ketika populasi mereka berkurang, para pemburu akan mengincar para betina. Para betina yang kebetulan terlahir tidak menumbuhkan gading memiliki lebih banyak peluang untuk selamat dari krisis perburuan yang keji tersebut.

Dampak krisis perburuan liar

Tidak seperti gajah Asia, gajah Afrika jantan maupun betina sama-sama menumbuhkan gading. Hanya 2-4% gajah Afrika betina saja yang terlahir tidak menumbuhkan gading. Dari jumlah gajah betina yang selamat dari perang saudara Republik Mozambik, angka tersebut meningkat hingga 51%. Masalah ini juga terjadi pada gajah betina yang lahir setelah perang berakhir. Sekitar 32% di antaranya tidak pernah menumbuhkan gading.

Dampak perburuan liar di wilayah lain

Tidak hanya di Republik Mozambik, krisis semacam ini juga terjadi di beberapa wilayah Afrika. Para peneliti mendapati seperlima gajah betina lebih tua dari lima tahun tidak menumbuhkan gading di Taman Nasional Ruaha, Tanzania. Jumlah ini meningkat hingga 35% pada gajah betina berumur lebih dari 25 tahun.

Di Taman Nasional Gajah Addo, Afrika Selatan, sekitar 98% gajah betina tidak menumbuhkan gading pada awal tahun 2000. Di wilayah-wilayah lain seperti Taman Nasional Luangwa Selatan di Zambia, Lupande Game Management Area di Zambia, dan Taman Nasional Ratu Elizabeth di Uganda, telah melaporkan tingginya angka gajah tak bergading mengikuti perburuan liar yang terjadi pada tahun 1970-1980.

Apa jadinya gajah tanpa gading?

Umumnya, gajah menggunakan gadingnya untuk banyak hal, mulai dari menandai pohon, menggali tanah, mendorong ranting dan pepohonan, hingga bertarung dan melindungi diri, juga melindungi belalainya. Hal-hal yang gajah lakukan dengan gadingnya juga berpengaruh pada hewan lain di ekosistem. Misalnya, hewan-hewan yang lebih kecil jadi memiliki akses air dari bekas galian gajah. Berkurangnya jumlah gajah tanpa gading kemungkinan akan berdampak pada ekosistem di sekitar mereka.

Sejauh ini belum dipastikan bagaimana perbandingan tingkat nutrisi dan perilaku gajah yang memiliki gading dan tidak. Namun telah diamati bahwa gajah yang tidak memiliki gading akan dibantu oleh gajah lain untuk mengikis kulit pohon atau meraih dahan pohon yang tinggi. Mereka juga masih bisa bertahan hidup dan tercukupi.

Fenomena ini akan terus menjadi perhatian

Foto oleh Andy Brunner di Unsplash

Meskipun angka perburuan menurun setelah adanya pelarangan jual beli gading dan usaha konservasi di Afrika, dampak perburuan liar masih terasa. Di Afrika Utara, populasi gajah menurun hampir separuhnya antara tahun 2008-2018, dan masih menurun meskipun angka perburuan telah ditekan.

Hingga kini, langkah konservasi dan pelarangan perburuan liar masih gencar dilakukan. Para peneliti juga masih mempelajari genetik gajah yang terlahir tidak menumbuhkan gading dan konsekuensi apa yang dibawanya kelak.

Meski belum ada penjelasan ilmiah tentang dampak hilangnya gading pada kehidupan gajah, fenomena ini perlu menjadi pengingat. Tidak hanya gajah, ada banyak hewan-hewan lain yang menjadi korban akibat ulah manusia. Biar bagaimanapun, tindakan kekerasan dan semena-mena terhadap hewan dan alam seperti perburuan liar perlu mendapatkan perhatian serius.

1 komentar:


  1. Izin promo ya Admin^^

    Bosan gak tau mau ngapain, ayo buruan gabung dengan kami
    minimal deposit dan withdraw nya hanya 15 ribu rupiah ya :D
    Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa
    - Telkomsel
    - GOPAY
    - Link AJA
    - OVO
    - DANA
    segera DAFTAR di WWW.AJOKARTU.COMPANY ....:)

    BalasHapus