Senin, 19 Agustus 2019

Ngidam Cokelat? Ini 6 Alternatif Camilan yang Gak Bikin Gemuk

Kamu pernah merasa tiba-tiba ingin makan cokelat? Ternyata itu bukan sekadar keinginan spontan, loh. Selain termasuk dorongan psikologis, ingin makan cokelat juga menandakan tubuhmu sedang mengalami kekurangan magnesium. Magnesium sangat diperlukan tubuh untuk memproduksi energi hingga menjaga kesehatan tulang. 

Daripada khilaf menuruti 'ngidam' dengan memakan cokelat manis yang berpotensi membuatmu gemuk, ada beberapa alternatif camilan yang bisa kamu pilih untuk meredakan 'ngidam' dengan tepat! Apa saja? Berikut daftarnya!

1. Kakao

Kakao merupakan biji cokelat yang mengandung banyak antioksidan dan nutrisi lain termasuk magnesium. Rasanya memang tidak seenak cokelat manis yang kamu beli, tapi kakao bisa meredakan ngidam cokelatmu sekaligus memberikan manfaat kesehatan.

Kamu bisa membeli bubuk kakao tanpa tambahan gula atau apapun. Dari bubuk kakao ini, kamu bisa mengolah sendiri ke berbagai bentuk camilan. Cara paling mudah, kamu bisa membuat minuman panas dari bubuk kakao. Tambahkan sendiri gula dan susu sesuai selera. Atau lebih mudah lagi, kamu tinggal menambahkan bubuk kakao ke sereal atau oatmeal sehatmu.

2. Kacang-kacangan dan biji-bijian

Selain tinggi magnesium yang bisa meredakan ngidam cokelatmu, beberapa kacang dan biji-bijian juga bisa membuatmu kenyang tanpa khawatir gemuk. Kacang-kacangan seperti kacang Brazil, kacang mede, dan kacang almond bisa jadi pilihan camilan mudah saat beraktivitas. Untuk biji-bijian, kamu bisa memilih kuaci dan biji rami atau flaxseed.

3. Sayur-sayuran hijau

Sayur-sayuran hijau, terutama bayam, kale, collard hijau, dan lobak hijau, mengandung banyak magnesium. Makan sayuran kini tak lagi membosankan. Kamu bisa menambahkan sayuran hijau ke menu makanan utama atau membuat salad. Cara lainnya juga bisa diolah menjadi minuman smoothie yang bisa kamu nikmati di waktu istirahat. Tambahkan buah-buahan dan sayuran lainnya ke dalam smoothie supaya lebih enak.

4. Kacang lentil

Gak cuma tinggi magnesium, kacang lentil juga tinggi protein dan serat. Selain meredakan ngidam cokelat, kandungan proteinnya bisa membuat kacang lentil sebagai alternatif pengganti daging yang patut kamu coba. Selain itu, kacang ini bagus untuk kesehatan jantung dan bisa membuatmu lebih berenergi.

Untuk mengonsumsinya, kamu bisa makan kacang lentil secara langsung setelah direbus, atau diolah ke dalam bentuk sup.

5. Pisang

Selalu sediakan pisang di rumah untuk jaga-jaga kalau kamu ngidam cokelat. Pisang sangat kaya akan magnesium dan potasium. Selain itu, kandungan seratnya bisa membuatmu kenyang lebih lama dan membantumu menurunkan berat badan.

Kamu pun tak perlu khawatir bosan makan pisang, karena pisang bisa diolah ke bentuk camilan dan minuman yang bermacam-macam. Smoothie pisang dengan tambahan susu atau madu wajib kamu coba, lho.

6. Tofu

Olahan susu kedelai yang lembut ini bisa memenuhi asupan magnesium harianmu. Selain meredakan ngidam cokelatmu, tofu juga termasuk sumber kalsium dan protein yang cocok menjadi menu dietmu. Tofu bisa diolah menjadi berbagai macam masakan. Cara paling mudah tapi tetap enak adalah dengan menggorengnya.

Nah, sebelum menuruti ‘ngidam’mu, kenali dulu kenapa kamu tiba-tiba ingin makan sesuatu. Ingin makan sesuatu secara tiba-tiba bisa karena kamu merasa sedih atau kurang bersemangat, sehingga kamu ingin menghibur dirimu dengan makan makanan enak. Namun bisa juga karena tubuhmu sedang memberi sinyal karena mengalami kekurangan nutrisi dan mineral yang dibutuhkan.

Artikel ini telah terbit di Hipwee. (Oktober, 2019)

Kamis, 15 Agustus 2019

Akibat Perburuan Liar, Gajah Mulai Berevolusi Kehilangan Gading

Foto oleh John Matychuk di Unsplash

Perburuan liar masih menjadi isu yang wajib menjadi perhatian semua pihak. Berbagai langkah hukum memang telah mengurangi angka perburuan liar, tapi tidak menekan dampak yang telah terjadi. National Geographic mengabarkan bahwa gajah Afrika yang hidup di wilayah yang pernah mengalami krisis perburuan liar, kini berevolusi kehilangan gadingnya.

Pecahnya perang saudara di Republik Mozambik pada 1977 membuat sebagian besar populasi gajah Afrika di Taman Nasional Gorongosa mati akibat perburuan liar. Gading mereka diambil dan diperjualbelikan untuk membiayai perang. Kini, sejumlah gajah betina, baik yang selamat maupun yang lahir setelah perang berakhir, tidak pernah menumbuhkan gading. Ini menjadi fenomena yang perlu dijadikan pelajaran.

Krisis perburuan liar di Republik Mozambik

Krisis perburuan liar di Republik Mozambik terjadi pada masa perang saudara yang berkecamuk 15 tahun lamanya. Antara tahun 1977-1992, sekitar 90% populasi gajah di Taman Nasional Gorongosa harus mati akibat perburuan liar. Gading mereka diperjualbelikan untuk membiayai perang, sementara daging mereka dijadikan santapan para pejuang perang.

'Pencurian' gading ini tidak menyasar pada gajah Afrika jantan saja. Memang, gading mereka lebih sering diburu karena lebih berat. Namun ketika populasi mereka berkurang, para pemburu akan mengincar para betina. Para betina yang kebetulan terlahir tidak menumbuhkan gading memiliki lebih banyak peluang untuk selamat dari krisis perburuan yang keji tersebut.

Dampak krisis perburuan liar

Tidak seperti gajah Asia, gajah Afrika jantan maupun betina sama-sama menumbuhkan gading. Hanya 2-4% gajah Afrika betina saja yang terlahir tidak menumbuhkan gading. Dari jumlah gajah betina yang selamat dari perang saudara Republik Mozambik, angka tersebut meningkat hingga 51%. Masalah ini juga terjadi pada gajah betina yang lahir setelah perang berakhir. Sekitar 32% di antaranya tidak pernah menumbuhkan gading.

Dampak perburuan liar di wilayah lain

Tidak hanya di Republik Mozambik, krisis semacam ini juga terjadi di beberapa wilayah Afrika. Para peneliti mendapati seperlima gajah betina lebih tua dari lima tahun tidak menumbuhkan gading di Taman Nasional Ruaha, Tanzania. Jumlah ini meningkat hingga 35% pada gajah betina berumur lebih dari 25 tahun.

Di Taman Nasional Gajah Addo, Afrika Selatan, sekitar 98% gajah betina tidak menumbuhkan gading pada awal tahun 2000. Di wilayah-wilayah lain seperti Taman Nasional Luangwa Selatan di Zambia, Lupande Game Management Area di Zambia, dan Taman Nasional Ratu Elizabeth di Uganda, telah melaporkan tingginya angka gajah tak bergading mengikuti perburuan liar yang terjadi pada tahun 1970-1980.

Apa jadinya gajah tanpa gading?

Umumnya, gajah menggunakan gadingnya untuk banyak hal, mulai dari menandai pohon, menggali tanah, mendorong ranting dan pepohonan, hingga bertarung dan melindungi diri, juga melindungi belalainya. Hal-hal yang gajah lakukan dengan gadingnya juga berpengaruh pada hewan lain di ekosistem. Misalnya, hewan-hewan yang lebih kecil jadi memiliki akses air dari bekas galian gajah. Berkurangnya jumlah gajah tanpa gading kemungkinan akan berdampak pada ekosistem di sekitar mereka.

Sejauh ini belum dipastikan bagaimana perbandingan tingkat nutrisi dan perilaku gajah yang memiliki gading dan tidak. Namun telah diamati bahwa gajah yang tidak memiliki gading akan dibantu oleh gajah lain untuk mengikis kulit pohon atau meraih dahan pohon yang tinggi. Mereka juga masih bisa bertahan hidup dan tercukupi.

Fenomena ini akan terus menjadi perhatian

Foto oleh Andy Brunner di Unsplash

Meskipun angka perburuan menurun setelah adanya pelarangan jual beli gading dan usaha konservasi di Afrika, dampak perburuan liar masih terasa. Di Afrika Utara, populasi gajah menurun hampir separuhnya antara tahun 2008-2018, dan masih menurun meskipun angka perburuan telah ditekan.

Hingga kini, langkah konservasi dan pelarangan perburuan liar masih gencar dilakukan. Para peneliti juga masih mempelajari genetik gajah yang terlahir tidak menumbuhkan gading dan konsekuensi apa yang dibawanya kelak.

Meski belum ada penjelasan ilmiah tentang dampak hilangnya gading pada kehidupan gajah, fenomena ini perlu menjadi pengingat. Tidak hanya gajah, ada banyak hewan-hewan lain yang menjadi korban akibat ulah manusia. Biar bagaimanapun, tindakan kekerasan dan semena-mena terhadap hewan dan alam seperti perburuan liar perlu mendapatkan perhatian serius.

Senin, 12 Agustus 2019

Ini 6 Minuman Energi Alami Selain Kopi yang Wajib Kamu Coba

Selain rasanya yang enak, kopi menjadi idola banyak orang karena mampu memberi penikmatnya energi lebih untuk beraktivitas. Tubuh jadi tidak mudah lelah dan selalu bersemangat menjalani hari. Namun kafein yang terkandung dalam kopi dapat memberi efek adiktif yang terkadang membuat seseorang kesulitan berhenti mengonsumsinya dan tak semua orang toleran.

Sebagai alternatif kopi, ternyata ada beberapa minuman energi alami sehat lainnya yang bisa kamu coba. Selain memberimu banyak energi, minuman-minuman ini juga bisa menajga kesehatan, lho! Apa saja? Berikut 6 minuman energi alami selain kopi yang bisa kamu coba!

1. Jus delima

Buah delima atau pomegranate ini hampir mirip seperti kopi. Selain mengandung antioksidan, delima juga mengandung nitrat yang dapat meningkatkan sirkulasi darah dengan melebarkan pembuluh darah. Aliran darah yang lancar membuat tubuhmu lebih ringan saat beraktivitas, memiliki lebih banyak energi, dan menjernihkan pikiran.

Kamu bisa membuat jus delima dari bijinya yang telah dibersihkan. Tambahkan air supaya lebih mudah diminum. Kamu disarankan untuk membuat jus delima sendiri karena kamu bisa menakar sendiri seberapa banyak jumlah gula yang kamu tambahkan ke dalamnya.

2. Rumput gandum

Rumput gandum adalah dedaunan segar yang tumbuh dari tanaman gandum. Dedaunan ini kaya akan nutrisi dan antioksidan. Rumput gandum mengandung asam amino, kalsium, zat besi, magnesium, dan vitamin A, C, dan E. Dengan nutrisi ini, kamu bisa lebih bertenaga saat menjalani aktivitas.

Kamu bisa membuat jus rumput gandum menggunakan blender atau penumbuk. Jangan lupa tambahkan perasan lemon supaya lebih segar!

3. Teh mint

Meminum air seduhan daun mint juga bisa membantumu lebih berenergi. Komponen alami dalam daun mint dipercaya dapat meningkatkan energi dan menjagamu tidak mengantuk ataupun kelelahan pada tengah hari. Kamu bisa mendapatkan teh mint yang dijual secara kemasan, atau membuat teh mint versimu sendiri dengan menyeduh beberapa daun mint dan dicampur dengan perasan lemon.

4. Minuman jahe-lemon

Minuman campuran jahe dan lemon juga bisa membuatmu berenergi, lho. Biarpun rasanya yang agak pedas tidak disukai sebagian orang, jahe memiliki banyak manfaat. Jahe mengandung antioksidan, antibakteri, dan anti-inflamasi (anti peradangan). Kandungan tersebut dapat meningkatkan imunitas tubuh dan membuatmu cepat sembuh bila terkena flu.

Minum air rebusan jahe bisa membuatmu merasa hangat sebelum menjalani aktivitas. Ini minuman yang cocok saat hendak menjalani aktivitas di pagi hari. Dicampur dengan perasan lemon yang juga kaya manfaat, kamu menjadi lebih segar dan penuh semangat.

5. Teh hijau

Teh hijau cocok menjadi alternatif kopi karena tidak mengandung kafein sebanyak kopi. Kandungan kafein yang cukup dalam teh hijau bisa membuatmu lebih berenergi tanpa membuatmu gelisah. Teh hijau juga meningkatkan konsentrasi, menjaga kesehatan, dan efektif menurunkan berat badan secara alami. Minuman ini cocok dikonsumsi saat istirahat siang untuk menjaga tubuhmu tetap berenergi.

6. Teh ginseng

Teh ginseng bisa membantu melawan lelah dan meningkatkan energi dalam tubuh. Komponen alami dalam ginseng dapat mengurangi radikal bebas dalam tubuh dan meningkatkan produksi energi pada sel. Secangkir teh ginseng bisa membuatmu kembali bersemangat menjalani aktivitas.

Selain enam minuman di atas, jangan lupakan minuman yang paling mudah didapat dan penting untuk tubuh. Benar, air mineral atau air biasa. Bila tubuhmu terdehidrasi dengan baik, itu sudah cukup membuatmu kembali bertenaga dan mengembalikan konsentrasi.

Nah, mana dari salah satu minuman di atas yang ingin kamu coba?

Sumber:
7 Proven Health Benefits of Ginseng. (Healthline)

Artikel ini telah terbit di Hipwee (Agustus 2019).